Sunday, January 4, 2015

News : Steven Gerrrard: Raja Tanpa Mahkota, Juara Tanpa Piala

Keputusan telah diambil. Musim ini jadi musim terakhir Steven Gerrard bersama Liverpool FC. Mulai musim depan, tak akan lagi Gerrard bermain untuk klub yang sudah ia bela sedari awal belajar bermain sepakbola. Walau demikian, namanya akan tetap bersinonim dengan Liverpool. Sebagaimana dikatakan oleh pencetak gol terbanyak Arsenal, Thierry Henry: Gerrard, bagi saya, adalah Liverpool.

Tidak pula Gerrard akan pergi membawa noda, walaupun hingga saat ini belum berhasil membawa Liverpool menjadi juara Premier League. Walaupun ia adalah -- yeah, demikianlah adanya, suka atau tidak-- salah satu katalis kemerosotan posisi Liverpool menjelang akhir musim di musim terbaik The Reds sepanjang sejarah Premier League (musim lalu). Tak akan Gerrard pergi sebagai pesakitan, karena ia akan tetap menjadi yang terbaik.

"Bagi saya, dan saya akan selalu mengatakan ini, Gerrard akan dipandang sebagai salah satu gelandang terbaik yang pernah ada ketika ia menyudahi karirnya. Tidak diragukan lagi," ujar Kaka yang pada tahun 2005 dan 2007 dua kali berhadapan dengan Gerrard di final Champions League.

Keputusan yang ia ambil juga membuat Gerrard sangat mungkin menanggalkan status one-club-man, namun hal tersebut tak akan mencoreng nama baiknya. Kapten AS Roma, Francesco Totti, malah tetap akan memilih Gerrard sebagai kapten di tim impiannya. "Steven Gerrard akan menjadi kapten dari tim impian terbaik saya," ujar sang pangeran, one-man-club dari kota Roma.

Michael Owen, yang pernah merasakan manisnya servis Gerrard baik di Liverpool maupun di tim nasional Inggris, memberi posisi terhormat tepat di belakang Zinedine Zidane kepada Gerrard. "Pujian terbesar yang dapat saya berikan kepadanya adalah peringkat kedua setelah Zinedine Zidane untuk urusan status kelas dunia," kata Owen.

Penempatan tersebut agak membingungkan karena Zidane sendiri menyebut Gerrard sebagai yang terbaik di dunia: "Gerrard mungkin tidak mendapatkan perhatian sebesar (Lionel) Messi dan (Cristiano) Ronaldo namun saya rasa ia adalah yang terbaik di dunia. Jika tim Anda tidak memiliki seorang pemain seperti Steven Gerrard, yang merupakan sumber tenaga, seisi tim Anda dapat terpengaruh."

Memiliki pengaruh yang besar memang merupakan salah satu karakter terbaik Gerrard. Pengaruhnya yang begitu besar bahkan membuat Sir Alex Ferguson dan Patrick Vieira, yang biasanya saling berseberangan, sepakat mengenai satu hal: kehebatan dirinya.

"Jika Anda mencari pemain untuk menggantikan Keane, adalah Gerrard orangnya, tanpa keraguan. Ia telah menjadi pemain paling berpengaruh di Inggris, tanpa tanding. Lebih baik dari Vieira. Bukan karena Vieira memiliki kekurangan, namun karena saya rasa Gerrard lebih banyak berkorban untuk tim ketimbang Vieira, dan memiliki lebih banyak kemampuan. Saya sudah cukup banyak memperhatikannya. Bagi saya, Gerrard adalah Keane. Di manapun bola berada, ia selalu ada di sana. Ia memiliki mesin, hasrat, dan determinasi yang luar biasa. Siapapun pasti ingin memiliki Gerrard dalam tim mereka," komentar Ferguson mengenai Gerrard.

Dan Vieira mengamininya. "Saya mendengar apa yang dikatakan Alex Ferguson, bahwa Gerrard lebih baik dari saya. Ferguson mungkin benar. Gerrard adalah pemain terbaik Inggris. Ia adalah pemain yang lengkap. Ia dapat mencetak gol, kualitas umpan kuncinya sangat baik, ia dapat melakukan tackle dan mendorong tim. Ia adalah seorang pemenang di dalam lapangan, dan karenanya saya sangat mengaguminya."

Semua pengakuan tersebut menjadi contoh teladan tersendiri bagi para pemain Liverpool. Lucas Leiva dan Jordan Henderson, tandem Gerrard di lini tengah Liverpool, tak ketinggalan melayangkan pujian terhadap sosok yang akan meninggalkan mereka di akhir musim.

"Ia bukan hanya seorang pemain hebat, namun juga seorang sosok hebat. Para pemain dapat berbicara mengenai apapun dengannya dan ia akan selalu membantu dan mengedepankan mereka. Itu adalah sesuatu yang sangat luar biasa untuk seorang kapten. Dengan aura yang ia miliki, ia bisa saja menjadi sosok yang berbeda namun ia sangat rendah hati," puji Henderson yang dipercaya memimpin Liverpool setiap kali Gerrard absen.

"Ketika Anda menyebut nama Steven Gerrard, Anda secara otomatis memikirkan Liverpool Football Club. Ia benar-benar merupakan simbol klub. Ia adalah seorang pemain yang selalu menghargai klub. Saya belum pernah bermain dengan pemain selengkap dirinya," ujar Leiva.

Bukti lain bahwa Gerrard begitu dihormati adalah Mamadou Sakho. Walaupun bermain di satu tim yang sama dengan Gerrard, Sakho tetap memanggil Gerrard dengan sapaan hormat. "Pemain yang selalu membuat saya terkesan di Liverpool adalah Tuan Gerrard. Ia adalah pria yang penuh rasa hormat, teduh, tenang, dengan kaki seperti mesin jam. Ia menempatkan bola tepat di mana ia menginginkannya. Ia adalah sosok yang luar biasa baik di dalam maupun di luar lapangan," ucap pemain Perancis tersebut.

Keputusan telah diambil. Gerrard akan meninggalkan Liverpool. Pihak klub tidak memiliki pilihan selain mempersilakan sang kapten mengambil keputusan tersebut. Melihat seberapa lama ia telah mengabdi dan memandang seberapa baiknya ia dihormati oleh kawan maupun lawan, Liverpool telah mengambil keputusan paling tepat dengan tidak menahan Gerrard.

Ia memang tak pernah menjadi juara dengan mahkota berupa piala di genggamannya di tanahnya sendiri (Liga Inggris). Tapi, dalam sejarah manusia mengenal bahasa dan kata-kata, selalu ada dan selalu saja masih dikatakan perihal "raja tanpa mahkota", juga "juara tanpa piala".

Gerrard memaksa banyak orang (dari Henry hingga Totti, dari Zidane sampai Fergie) untuk mengatakan hal itu sekali lagi. 

No comments:

Post a Comment