Sunday, December 28, 2014

Health : Jangan Lupa Lakukan 7 Tes Kesehatan Ini Terutama Bagi Pria Agar Tetap Sehat

Kebanyakan orang biasanya baru akan pergi ke dokter atau melakukan pemeriksaan kesehatan saat sudah sakit atau sudah muncul gejala tertentu. Jika Anda salah satunya, biasakan untuk rutin melakukan pemeriksaan sebelum terlambat ya.

Dengan begitu, diagnosis penyakit dan pengobatan yang diberikan akan lebih cepat ditemukan jika ada. Peluang untuk pulih pun menjadi lebih besar. Terutama untuk para pria, berikut 7 pemeriksaan kesehatan yang sebaiknya dilakukan secara berkala dan tak dilupakan.


1. Diabetes
Anda mungkin merasa tidak perlu melakukan skrining diabetes selama memiliki berat badan tetap normal dan tak memiliki faktor risiko untuk penyakit ini (seperti misalnya kolesterol tinggi atau tekanan darah tinggi).

Meskipun demikian, bagi sebagian besar pria yang berusia di atas 45 tahun dianjurkan untuk melakukan tes gula darah secara teratur. Demikian disampaikan Kevin Polsley, dokter penyakit dalam di Loyola University Health System, Chicago.

US Department of Health and Human Services juga merekomendasikan pria dewasa untuk melakukan pemeriksaan diabetes. Terlebih jika pria memiliki riwayat keluarga dengan diabetes.

2. Tes penyakit menular seksual
Salah satunya adalah tes untuk HIV. The US Preventive Services Task Force merekomendasikan bahwa setiap orang berusia 15-65 tahun sebaiknya melakukan skrining HIV setidaknya sekali dalam seumur hidup.

Ditambahkan oleh Polsley bahwa pemeriksaan ini menjadi sangat penting jika pria termasuk dalam kelompok berisiko yakni sering melakukan hubungan intim tanpa kondom atau pernah menggunakan narkoba suntik.

"Skrining penyakit menular seksual adalah sesuatu yang sebaiknya dilakukan secara rutin, terlepas dari faktor usia atau riwayat kesehatan seseorang," imbuh Polsley.

3. Indeks massa tubuh (IMT)
Untuk memeriksa indeks massa tubuh (IMT), Anda tak perlu pergi ke dokter dan cara menghitungnya pun sangat mudah. IMT merupakan rumus standar untuk menentukan rasio antara tinggi dan berat badan.

Hitung IMT dengan mengkuadratkan nilai tinggi badan (dalam satuan meter). Lalu nilai berat badan (dalam satuan kilogram) dibagi hasil kudrat dari tinggi badan tersebut. IMT dianggap normal jika berada di rentang 19-25.

Jika hasilnya menunjukkan rentang Anda berada di atas normal, maka Anda bisa mulai mengubah pola makan dan rutin berolahraga. Namun jika rentang Anda berada di bawah normal, konsultasikan dengan ahli gizi mengenai pilihan makanan yang sehat untuk menaikkan berat badan.

4. Kolesterol
The American Heart Association merekomendasikan pria untuk mengukur kadar kolesterol mereka setidaknya 4 tahun sekali setelah berusia 20 tahun.

Menurut penelitian, pria memiliki risiko lebih tinggi secara keseluruhan untuk penyakit kardiovaskular dibandingkan wanita. Nah, kadar kolesterol pun disebut-sebut merupakan faktor yang cukup penting dalam hal tersebut.

Kadar kolesterol diukur dengan tes darah dan dokter biasanya akan meminta Anda untuk tidak makan dulu selama 9-12 jam sebelumnya. Umumnya tes kolesterol akan mengukur tingkat total kolesterol, HDL (kolesterol baik), LDL (kolesterol jahat) dan trigliserida.

5. Tekanan darah
Tak berbeda jauh dengan kolesterol, tekanan darah tinggi seringkali tak tampak bergejala. Tanpa jarum, pengukuran tekanan darah cukup mudah dilakukan karena hanya melibatkan manset pada lengan atas.

Mulai dari usia 18 tahun, pria disarankan untuk melakukan pengukuran tekanan darah secara rutin. Jika angka pemeriksaan tekanan darah Anda selalu berada dalam rentang normal, yakni sekitar 120/80, periksalah setidaknya sekali dalam setahun.

6. Kolonoskopi
Kolonoskopi atau colonoscopy adalah suatu prosedur yang memungkinkan seorang pemeriksa (yang biasanya seorang gastroenterolog) untuk memeriksa bagian dalam kolon atau usus besar. Pemeriksaan ini dilakukan untuk memeriksa bagian usus dan mencari tahu apakah seseorang mengalami masalah pada bagian tersebut.

Pria dengan riwayat polip atau kanker usus besar, serta memiliki riwayat keluarga dengan beberapa jenis masalah kolon yang mungkin terkait dengan kanker usus besar disarankan untuk menjalani kolonoskopi secara rutin karena berisiko lebih besar untuk mengalaminya juga.

7. Tes prostat
Untuk mendiagnosis kanker prostat, ada beberapa pemeriksaan yang dilakukan. Pemeriksaan pertama yang bisa dilakukan adalah dengan pemeriksaan fisik untuk memeriksa ukuran kelenjar prostat.

Kemudian ada juga tes darah yang lebih dikenal dengan istilah tes PSA (prostate-specific antigen atau antigen khusus prostat). Lebih dari sekadar mendeteksi kanker prostat, kadar PSA juga bisa naik akibat kondisi lain seperti infeksi saluran kencing atau radang pada prostat.

Konsultasikan dengan dokter Anda terlebih dahulu untuk melakukan pemeriksaan ini, sebab tak semua pria harus melakukan pemeriksaan prostat terlalu sering.


No comments:

Post a Comment