informasitips.com – Setiap orang, tidak terbatas usia, pasti pernah
mengalami cegukan. Entah terjadi secara tiba-tiba atau justru terjadi
ketika mengunyah sesuatu. Bila sudah demikian, dada akan terasa
menyentak dan tenggorokan terasa kurang nyaman. Lantas, normalkah
cegukan ini sebenarnya? Berikut penjelasan singkatnya.
Berdasarkan istilah medis, cegukan dikenal dengan nama singultus. Cegukan ditandai dengan bunyi ‘hik’ seperti suara tercekat atau hentakan nafas saat orang sedang terisak-isak. Sumber terjadinya cegukan itu sendiri berasal pada digframa. Hal itu bisa terjadi karena adanya kontraksi yang terjadi secara tiba-tiba di diafragma dan berlangsung selama berulang-ulang sehingga membuat ruang antara pita suara/glottis tertutup. Dengan demikian terdengarlah bunyi ‘hik’ tersebut.
Berdasarkan istilah medis, cegukan dikenal dengan nama singultus. Cegukan ditandai dengan bunyi ‘hik’ seperti suara tercekat atau hentakan nafas saat orang sedang terisak-isak. Sumber terjadinya cegukan itu sendiri berasal pada digframa. Hal itu bisa terjadi karena adanya kontraksi yang terjadi secara tiba-tiba di diafragma dan berlangsung selama berulang-ulang sehingga membuat ruang antara pita suara/glottis tertutup. Dengan demikian terdengarlah bunyi ‘hik’ tersebut.
Pada waktu-waktu tertentu cegukan memang sering terjadi, seperti:
1. Ketika makan tergesa-gesa atau sambil berbicara panjang. Oksigen yang mendesak secara tiba-tiba ke dalam paru-paru akan mempengaruhi kondisi diagfragma. Maka terjadilah sedak yang diiringi dengan cegukan pula.
Cegukan
2. Perubahan suhu secara tiba-tiba. Suhu yang berubah ekstrim secara tiba-tiba berpotensi menyebabkan cegukan. Oleh sebab itu tidak dianjurkan makan makanan panas dengan minum minuman dingin secara bersamaan.
3. Kurang asupan air. Cegukan bisa pula terjadi karena kurangnya asupan air minum sehingga menyebabkan makanan padat tidak sepenuhnya turun ke dalam perut.
4. Penggunaan bumbu dan penyedap rasa dalam makanan. Seseorang yang tidak tahan pedas, akan berpotensi besar mengalami cegukan ketika menyantap makanan pedas. Begitu pula bila penggunaan bumbu pada makanan terlalu asin atau asam. Sudah pasti dapat membuat diagfragma berkontraksi secara tiba-tiba.
5. Efek obat-obatan dan kemoterapi. Pengonsumsian obat-obatan dosis tinggi dalam jangka panjang dapat merangsang terjadinya cegukan. Tapi biasanya tidak akan memberi dampak yang lebih negatif pada tubuh.
Umumnya cegukan bisa berhenti dengan sendirinya dalam waktu singkat. Dan, sampai saat ini tidak ada dampak yang terlalu membahayakan dari cegukan sehingga tidak satu pun dokter bersedia memberi obat bila ada pasien yang mengeluh karena cegukan. Kecuali memang ada kelainan tertentu yang cukup serius pada diafragma serta susunan saraf tepi dan saraf pusat.
Meskipun cegukan tidak tergolong sesuatu yang membahayakan, namun bisa berupa pertanda adanya penyakit pada tubuh seseorang. Misalnya, penyakit ginjal, radang usus, dan tumor pada leher. Sebaiknya, periksakan diri apabila cegukan berlangsung lebih dari 30 menit disertai rasa sakit yang tidak tertahankan pada bagian perut atau leher.
Ada beberapa cara sederhana yang bisa dilakukan agar cegukan segera berhenti, yakni:
1. Tekan hidung dengan sebelah tangan lalu tarik nafas melalui mulut dan rapatkan mulut hingga tak ada udara lagi yang dapat terhirup. Tahan sekurang-kurangnya satu menit. Lakukan berulangkali hingga cegukan berhenti.
2. Ambil satu buah kantong kertas. Dekatkan kantong kertas tersebut ke wajah hingga hidung dan mulut berada di dalam kantong. Tahan kantong dengan kedua tangan agar tak ada celah udara yang dapat masuk. Lalu tiup kantong kertas tersebut, lepaskan, hirup kembali, begitu seterusnya sampai terasa cegukan berhenti.
3. Berbaring dengan posisi lutut ditekuk ke arah perut. Tahan sekurang-kurangnya 1 menit.
4. Mengunyah dan menelan gula. Berdasarkan riset, gula mampu mengirim sinyal pada serabut saraf untuk menghentikan lengkung reflek penyebab cegukan.
5. Membungkukkan badan hingga tangan bisa menyentuh jari kaki. Tahan posisi seperti ini sekurang-kurangnya 1 menit. Bila cegukan masih terasa, ulangi dengan cara yang sama.
6. Dengan kepala menengadah, lakukan pijatan lembut dengan jari pada langit-langit mulut.
7. Minum air perasan jeruk nipis/lemon. Bisa pula dengan mengisap daging jeruk nipis di lidah. Riset membuktikan bahwa daging jeruk nipis/lemon dapat menghentikan cegukan lebih cepat daripada menahan nafas.
8. Minum segelas air secara perlan-lahan. Biarkan air terdorong ke tenggorokan secara bertahap untuk menstabilkan diafragma.
9. Untuk bayi/balita yang cegukan, cara di atas pasti akan sangat sulit dilakukan mereka. Maka, yang perlu dilakukan orang tua saat bayi/balita cegukan adalah menggendongnya dalam posisi tegak sambil memukul-mukul lembut punggung bayi/balita. Dalam waktu singkat bayi akan bersendawa dan cegukannya pun hilang.
No comments:
Post a Comment