Sunday, December 8, 2013

Health : Tujuh 'Penyakit' yang Bisa Diobati dengan Tidur

Ketika jatuh sakit, kebanyakan orang lebih memilih meminta obat ke dokter atau membelinya sendiri di apotek. Padahal 'obat' untuk penyakit fisik belum tentu yang seperti itu. Bisa jadi obatnya hanyalah tidur.

Namun banyak orang meremehkan dampak negatif yang dirasakan kondisi fisik dan mentalnya akibat kurang tidur atau insomnia. Untuk itu dikatakan tidur juga bisa jadi pereda sejumlah masalah kesehatan. Tak percaya? Ini dia tujuh gangguan kesehatan yang bisa diobati dengan tidur, seperti halnya dilansir Huffingtonpost.

 1. Penambahan berat badan
Pada tubuh orang yang tidurnya berkualitas takkan menimbun kalori berlebihan untuk menambah energinya. Hal ini dipastikan sebuah studi yang mengatakan bahwa anak-anak yang jam tidurnya
memadai mengonsumsi lebih sedikit kalori. Begitu pula orang dewasa yang tidurnya cukup, mereka cenderung memilih porsi makanan yang lebih kecil daripada rekan-rekannya yang kurang tidur.

Orang yang tidurnya cukup juga lebih bijak dalam memilih makanan. Dari sebuah studi ditemukan orang yang kurang tidur cenderung banyak mengonsumsi camilan berkalori tinggi dan junk food ketimbang ketika mereka tidur cukup.

Tak hanya itu, orang yang tidur dan bangun di jam yang sama setiap harinya juga dilaporkan memiliki jumlah lemak tubuh yang lebih rendah. Kesemua studi ini menunjukkan kuatnya hubungan antara pola tidur dan hormon yang mengatur rasa lapar.

2. Risiko diabetes
Kurang tidur menyebabkan seseorang cenderung mudah lapar dan gemar mengonsumsi makanan sarat gula maupun lemak, dan hal ini memicu masalah lain yaitu risiko diabetes tipe 2 pada orang yang bersangkutan.

Sebuah studi di tahun 2012 menemukan kurang tidur mengganggu respons sel lemak terhadap insulin. Tak heran setelah empat malam berturut-turut mengalami kurang tidur, sensitivitas insulin partisipan menurun hingga 16 persen dan sensitivitas sel lemak mereka juga drop sebanyak 30 persen. Hal ini menyebabkan partisipan rentan obesitas atau diabetes.

Untuk itu, mendapatkan jam tidur yang memadai dikatakan dapat membantu menunda 'proses penuaan metabolisme' semacam ini.

3. Malas bercinta
Situs WebMD melaporkan baik pria maupun wanita akan cenderung malas atau tidak tertarik berhubungan seksual ketika mereka kurang tidur.

Hal ini berarti tak mood bercinta bukan hanya indikasi seseorang mengalami kelelahan tapi juga karena faktor hormonal. Beberapa studi pun menemukan kaitan antara pola tidur dengan hormon testosterone pada pria, yaitu kurang tidur menurunkan kadar hormon seks tersebut. Fakta ini tentu menjelaskan segalanya bukan?

4. Ingatan menurun
Memotong jam tidur sama halnya membatasi waktu yang dibutuhkan seseorang untuk memperoleh fase terpenting dalam tidur yaitu rapid eye movement (REM). Kabar buruknya, fase inilah yang paling dekat pengaruhnya terhadap peningkatan proses pembelajaran dan daya ingat. Jadi orang yang kurang tidur tentu mudah lupa.

5. Sering pilek
Daripada menambah asupan vitamin C (yang justru tidak berpengaruh apapun), lebih baik cukupkan jam tidur Anda untuk mencegah pilek. Menurut sebuah studi yang dilakukan tahun 2009, orang yang tidur hingga 8 jam lebih berpeluang tiga kali lebih kecil untuk terkena flu dibandingkan orang yang tidur kurang dari 7 jam tiap malam.

6. Risiko stroke
Riset yang dilakukan di tahun 2012 menemukan orang yang rutin tidur kurang dari enam jam semalam berisiko terkena gejala stroke empat kali lebih besar daripada orang yang tidur lebih lama. Bahkan ini tetap berlaku bagi orang-orang yang tidak kelebihan berat badan atau tidak punya riwayat stroke sekalipun.









No comments:

Post a Comment