Ketika jatuh sakit, kebanyakan orang lebih memilih meminta obat ke
dokter atau membelinya sendiri di apotek. Padahal 'obat' untuk penyakit
fisik belum tentu yang seperti itu. Bisa jadi obatnya hanyalah tidur.
Namun
banyak orang meremehkan dampak negatif yang dirasakan kondisi fisik dan
mentalnya akibat kurang tidur atau insomnia. Untuk itu dikatakan tidur
juga bisa jadi pereda sejumlah masalah kesehatan. Tak percaya? Ini dia
tujuh gangguan kesehatan yang bisa diobati dengan tidur, seperti halnya
dilansir Huffingtonpost.
1. Penambahan berat badan
Pada tubuh orang yang tidurnya berkualitas takkan menimbun kalori
berlebihan untuk menambah energinya. Hal ini dipastikan sebuah studi
yang mengatakan bahwa anak-anak yang jam tidurnya
memadai mengonsumsi
lebih sedikit kalori. Begitu pula orang dewasa yang tidurnya cukup,
mereka cenderung memilih porsi makanan yang lebih kecil daripada
rekan-rekannya yang kurang tidur.
Orang yang tidurnya cukup juga
lebih bijak dalam memilih makanan. Dari sebuah studi ditemukan orang
yang kurang tidur cenderung banyak mengonsumsi camilan berkalori tinggi
dan junk food ketimbang ketika mereka tidur cukup.
Tak hanya itu,
orang yang tidur dan bangun di jam yang sama setiap harinya juga
dilaporkan memiliki jumlah lemak tubuh yang lebih rendah. Kesemua studi
ini menunjukkan kuatnya hubungan antara pola tidur dan hormon yang
mengatur rasa lapar.
2. Risiko diabetes
Kurang tidur menyebabkan seseorang cenderung mudah lapar dan gemar
mengonsumsi makanan sarat gula maupun lemak, dan hal ini memicu masalah
lain yaitu risiko diabetes tipe 2 pada orang yang bersangkutan.
Sebuah
studi di tahun 2012 menemukan kurang tidur mengganggu respons sel lemak
terhadap insulin. Tak heran setelah empat malam berturut-turut
mengalami kurang tidur, sensitivitas insulin partisipan menurun hingga
16 persen dan sensitivitas sel lemak mereka juga drop sebanyak 30
persen. Hal ini menyebabkan partisipan rentan obesitas atau diabetes.
Untuk itu, mendapatkan jam tidur yang memadai dikatakan dapat membantu menunda 'proses penuaan metabolisme' semacam ini.
3. Malas bercinta
Situs WebMD melaporkan baik pria maupun wanita akan cenderung
malas atau tidak tertarik berhubungan seksual ketika mereka kurang
tidur.
Hal ini berarti tak mood bercinta bukan hanya indikasi
seseorang mengalami kelelahan tapi juga karena faktor hormonal. Beberapa
studi pun menemukan kaitan antara pola tidur dengan hormon testosterone
pada pria, yaitu kurang tidur menurunkan kadar hormon seks tersebut.
Fakta ini tentu menjelaskan segalanya bukan?
4. Ingatan menurun
Memotong jam tidur sama halnya membatasi waktu yang dibutuhkan
seseorang untuk memperoleh fase terpenting dalam tidur yaitu rapid eye
movement (REM). Kabar buruknya, fase inilah yang paling dekat
pengaruhnya terhadap peningkatan proses pembelajaran dan daya ingat.
Jadi orang yang kurang tidur tentu mudah lupa.
5. Sering pilek
Daripada menambah asupan vitamin C (yang justru tidak berpengaruh
apapun), lebih baik cukupkan jam tidur Anda untuk mencegah pilek.
Menurut sebuah studi yang dilakukan tahun 2009, orang yang tidur hingga 8
jam lebih berpeluang tiga kali lebih kecil untuk terkena flu
dibandingkan orang yang tidur kurang dari 7 jam tiap malam.
6. Risiko stroke
Riset yang dilakukan di tahun 2012 menemukan orang yang rutin
tidur kurang dari enam jam semalam berisiko terkena gejala stroke empat
kali lebih besar daripada orang yang tidur lebih lama. Bahkan ini tetap
berlaku bagi orang-orang yang tidak kelebihan berat badan atau tidak
punya riwayat stroke sekalipun.
No comments:
Post a Comment